Senin, 29 Juli 2013

Metro

usay ngurus PB Tony skrg wktu nya nguber psar Metro dg Tony hehe.trus qt mau jnguk Ponakan kesyangan w Eman

Kamis, 18 Juli 2013

doa q har! !n!

dlm perjalanan !n! Kadang a!r mata q netes send!r!.terkenang q pd nas!b yang men!mpa keluarga q.satu kal!mat q unt menggambarkan kenyataan !n!;'kapan keluarga q b!sa bersatu;berkumpul bersama lag! Dlm kebahag!aan Mu ya Alloh:???:::::termakash unt doa dr kawan2.jg N!cho yang !kut membantu;;;;

Selasa, 16 Juli 2013













Orang - orang yang Didoakan oleh Malaikat

Diposkan oleh Al qolam di 19.27 Allah SWT berfirman, "Sebenarnya (malaikat - malaikat itu) adalah hamba - hamba yang dimuliakan, mereka tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah - perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka dan yang dibelakang mereka, dan mereka tidak memberikan syafa'at melainkan kepada orang - orang yang diridhai Allah, dan mereka selalu berhati - hati karena takut kepada-Nya" (QS Al Anbiyaa' 26-28) Inilah orang - orang yang didoakan oleh para malaikat : Orang yang tidur dalam keadaan bersuci. Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa 'Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci'" (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37) Orang yang duduk menunggu shalat. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya 'Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia'" (Shahih Muslim no. 469) Orang - orang yang berada di shaf bagian depan di dalam shalat. Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra' bin 'Azib ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf - shaf terdepan" (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130) Orang - orang yang menyambung shaf (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalm shaf). Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang - orang yang menyambung shaf - shaf" (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272) Para malaikat mengucapkan 'Amin' ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah. Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Jika seorang Imam membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu" (Shahih Bukhari no. 782) Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, 'Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia'" (Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini) Orang - orang yang melakukan shalat shubuh dan 'ashar secara berjama'ah. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat 'ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat 'ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, 'Bagaimana kalian meninggalkan hambaku ?', mereka menjawab, 'Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat'" (Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir) Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda' ra., bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, "Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata 'aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan'" (Shahih Muslim no. 2733) Orang - orang yang berinfak. Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak'. Dan lainnya berkata, 'Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit'" (Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010) Orang yang makan sahur. Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang - orang yang makan sahur" (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519) Orang yang menjenguk orang sakit. Imam Ahmad meriwayatkan dari 'Ali bin Abi Thalib ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh" (Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, "Sanadnya shahih") Seseorang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain. Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain" (dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)

CIRI – CIRI MANUSIA TERBURUK DALAM ISLAM

Diposkan oleh Al qolam di 02.29 Rasulullah SAW sebagai teladan dan contoh kita selalu memberikan ciri2 atau tanda2 tentang kriteria manusia terbaik dihadapan Allah SWT. Selain menyebutkan beberapa kriteria manusia-manusia terbaik menurut pandangan Islam, hadits-hadits Rasulullah ternyata juga memberikan tanda2 kriteria manusia-manusia terburuk. Tentu saja, maksudnya cukup jelas. Beliau mendorong kita untuk meniru kebaikan kelompok pertama, dan menjauhi keburukan kelompok kedua. Mungkin sudah cukup banyak dikupas tentang siapa saja sebaik-baik manusia (khairun-naas) itu, maka kini giliran kita mengetahui siapa saja seburuk-buruk manusia (syarrun-naas). Pertanyaannya Mengapa demikian? Sebab, mengetahui keburukan adalah salah satu cara untuk bisa menghindarinya. Seorang Sahabat Nabi, yaitu Hudzaifah bin Yaman pernah berkata, “Dulu orang-orang bertanya kepada Rasulullah tentang kebaikan, namun saya bertanya kepada beliau tentang keburukan, karena saya khawatir jika terjerumus ke dalamnya.” Jadi, siapa sajakah manusia-manusia terburuk itu, sehingga kita bisa mendidik diri kita sendiri agar tidak seperti mereka? Pertama, orang yang bermuka dua. Rasulullah bersabda, “Kalian akan mendapati seburuk-buruk manusia adalah orang-orang yang bermuka dua. Dia mendatangi kelompok yang ini dengan satu wajah, dan mendatangi kelompok lainnya dengan wajah lain pula.” (Riwayat Bukhari-Muslim, dari Abu Hurairah). Yang dimaksud “orang bermuka dua” adalah kaum munafik. Dia tidak memiliki pendirian dan keteguhan dalam imannya. Maka, bila berkumpul dengan kaum Muslimin, seolah-olah ia bagian dari mereka. Namun, jika bersama-sama kaum kafir, bisa jadi ia lebih dahsyat kekafirannya dibanding kaum kafir itu sendiri. Padahal, Allah mengancam kaum munafik akan dimasukkan ke dasar neraka yang terdalam. إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمْ نَصِيراً “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” (QS. an-Nisa’: 145) Kedua, orang yang ditakuti sesama manusia karena kejahatannya Suatu ketika, ada seseorang yang minta izin untuk bertamu kepada Rasulullah. Tatkala melihatnya, beliau berkata, “Izinkah dia masuk. Dia ini seburuk-buruk keturunan – atau: anggota – suatu kabilah!” Tatkala dia telah masuk, ternyata Rasulullah bersikap sangat lembut dan bahkan tertawa-tawa bersamanya. Setelah ia pergi, ‘Aisyah bertanya, “Wahai Rasulullah, Anda telah menyatakan apa yang Anda nyatakan tadi (tentang orang itu), lalu mengapa Anda berbicara secara lemah lembut kepadanya?” Beliau menjawab, “Wahai ‘Aisyah, sungguh manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah adalah seseorang yang ditinggalkan – atau: dijauhi – oleh sesamanya semata-mata mereka takut kepada kejahatannya.” (Riwayat Bukhari-Muslim, dari ‘Aisyah). Ketiga, orang yang tidak bisa disadarkan oleh pesan-pesan Al-Qur’an. Rasulullah bersabda, “Di antara manusia yang terburuk adalah seorang pendurhaka lagi kurang ajar, yang membaca Kitab Allah namun tidak tersadarkan oleh satu pun darinya.” (Riwayat Ahmad, dengan sanad hasan). Jadi, apakah yang bisa diharapkan dari seseorang yang tidak mempan oleh nasihat dari Allah? Hatinya telah terkunci mati, sehingga ia akan lebih sesat dibanding seekor hewan ternak sekalipun. سَاء مَثَلاً الْقَوْمُ الَّذِينَ كَذَّبُواْ بِآيَاتِنَا وَأَنفُسَهُمْ كَانُواْ يَظْلِمُونَ مَن يَهْدِ اللّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي وَمَن يُضْلِلْ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيراً مِّنَ الْجِنِّ وَالإِنسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لاَّ يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لاَّ يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لاَّ يَسْمَعُونَ بِهَا أُوْلَـئِكَ كَالأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُوْلَـئِكَ هُمُ الْغَافِلُون “Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat- ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim. “Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah [583], maka merekalah orang-orang yang merugi.” “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. Kedatangan azab Allah kepada orang-orang yang mendustakan ayat- ayat-Nya dengan cara istidraj.” (QS. al-A’raf: 177-179) Dalam ayat yang lain Allah Mengatakan : أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلاً “Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (QS: al-Furqan:44). Ciri Manusia terburuk yang Keempat, orang yang mengalami Hari Kiamat dan menjadikan kuburan sebagai masjid. Rasulullah bersabda, “Di antara manusia terburuk adalah mereka yang mendapati Hari Kiamat dan orang-orang yang menjadikan kuburan sebagai masjid.” (Riwayat Ibnu Hibban. Isnad-nya hasan). Hadits ini berhubungan dengan pernyataan beliau lainnya, bahwa Hari Kiamat tidak akan terjadi kecuali jika sudah tidak ada seorang pun yang menyeru nama Allah di muka bumi. Tentu saja, zaman di mana nama Allah tidak lagi dikenal pastilah merupakan zaman terburuk, dan berisi manusia-manusia terburuk. Adapun menjadikan kuburan sebagai masjid, maka cukup banyak hadits lain yang melarangnya, di antaranya karena hal itu meniru-niru atau menyamai perbuatan kaum Yahudi dan Kristen. Kelima, orang yang merusak akhiratnya demi meraih dunia milik orang lain. Rasulullah bersabda, “Di antara orang yang paling buruk kedudukannya pada Hari Kiamat adalah seseorang hamba yang menghancurkan akhiratnya demi merebut dunia milik orang lain.” (Riwayat Ibnu Majah. Menurut al-Bushiri: sanad-nya hasan). Yang dimaksud adalah orang yang membunuh sesamanya demi merampok hartanya, sehingga karena ambisi dunia itulah dia merebut hak milik orang lain dan menghancurkan akhiratnya sendiri. Atau, dia bersedia membantu orang zhalim demi meraih iming-iming duniawi, sehingga agamanya pun hancur.Keenam, orang yang panjang umurnya, tapi jelek amal perbuatannya. Abu Bakrah bercerita, bahwa suatu kali seseorang bertanya kepada Rasulullah, “Orang seperti apakah yang paling baik?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya.” Dia bertanya lagi, “Lalu, orang seperti apa yang paling buruk?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang umurnya, tapi jelek amal perbuatannya.” (Riwayat Tirmidzi. Hadits shahih li ghairihi). Ketujuh, orang yang tidak bisa diharapkan kebaikannya dan justru tidak bisa dirasa aman dari keburukannya. Abu Hurairah bercerita, bahwa suatu kali Rasulullah berdiri di dekat beberapa orang yang duduk-duduk, lalu bertanya, “Maukah kalian aku beritahu siapa orang terbaik dibandingkan orang terburuk di antara kalian?” Mereka pun terdiam (tidak menjawab). Beliau mengulangi pertanyaannya tiga kali, lalu ada seseorang yang menjawab, “Mau, wahai Rasulullah. Beritahu kami siapa orang terbaik dibanding orang terburuk di antara kami.” Beliau bersabda, “Yang terbaik di antara kalian adalah orang yang bisa diharapkan kebaikannya dan dirasa aman dari keburukannya. Sedangkan orang terburuk di antara kalian adalah orang yang tidak bisa diharapkan kebaikannya dan justru tidak bisa dirasa aman dari keburukannya.” (Riwayat Tirmidzi. Hadits hasan-shahih). Wallahu a’lam

CIRI – CIRI MANUSIA TERBURUK DALAM ISLAM

Rasulullah SAW sebagai teladan dan contoh kita selalu memberikan ciri2 atau tanda2 tentang kriteria manusia terbaik dihadapan Allah SWT. Selain menyebutkan beberapa kriteria manusia-manusia terbaik menurut pandangan Islam, hadits-hadits Rasulullah ternyata juga memberikan tanda2 kriteria manusia-manusia terburuk. Tentu saja, maksudnya cukup jelas. Beliau mendorong kita untuk meniru kebaikan kelompok pertama, dan menjauhi keburukan kelompok kedua. Mungkin sudah cukup banyak dikupas tentang siapa saja sebaik-baik manusia (khairun-naas) itu, maka kini giliran kita mengetahui siapa saja seburuk-buruk manusia (syarrun-naas). Pertanyaannya Mengapa demikian? Sebab, mengetahui keburukan adalah salah satu cara untuk bisa menghindarinya. Seorang Sahabat Nabi, yaitu Hudzaifah bin Yaman pernah berkata, “Dulu orang-orang bertanya kepada Rasulullah tentang kebaikan, namun saya bertanya kepada beliau tentang keburukan, karena saya khawatir jika terjerumus ke dalamnya.” Jadi, siapa sajakah manusia-manusia terburuk itu, sehingga kita bisa mendidik diri kita sendiri agar tidak seperti mereka? Pertama, orang yang bermuka dua. Rasulullah bersabda, “Kalian akan mendapati seburuk-buruk manusia adalah orang-orang yang bermuka dua. Dia mendatangi kelompok yang ini dengan satu wajah, dan mendatangi kelompok lainnya dengan wajah lain pula.” (Riwayat Bukhari-Muslim, dari Abu Hurairah). Yang dimaksud “orang bermuka dua” adalah kaum munafik. Dia tidak memiliki pendirian dan keteguhan dalam imannya. Maka, bila berkumpul dengan kaum Muslimin, seolah-olah ia bagian dari mereka. Namun, jika bersama-sama kaum kafir, bisa jadi ia lebih dahsyat kekafirannya dibanding kaum kafir itu sendiri. Padahal, Allah mengancam kaum munafik akan dimasukkan ke dasar neraka yang terdalam. إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمْ نَصِيراً “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” (QS. an-Nisa’: 145) Kedua, orang yang ditakuti sesama manusia karena kejahatannya Suatu ketika, ada seseorang yang minta izin untuk bertamu kepada Rasulullah. Tatkala melihatnya, beliau berkata, “Izinkah dia masuk. Dia ini seburuk-buruk keturunan – atau: anggota – suatu kabilah!” Tatkala dia telah masuk, ternyata Rasulullah bersikap sangat lembut dan bahkan tertawa-tawa bersamanya. Setelah ia pergi, ‘Aisyah bertanya, “Wahai Rasulullah, Anda telah menyatakan apa yang Anda nyatakan tadi (tentang orang itu), lalu mengapa Anda berbicara secara lemah lembut kepadanya?” Beliau menjawab, “Wahai ‘Aisyah, sungguh manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah adalah seseorang yang ditinggalkan – atau: dijauhi – oleh sesamanya semata-mata mereka takut kepada kejahatannya.” (Riwayat Bukhari-Muslim, dari ‘Aisyah). Ketiga, orang yang tidak bisa disadarkan oleh pesan-pesan Al-Qur’an. Rasulullah bersabda, “Di antara manusia yang terburuk adalah seorang pendurhaka lagi kurang ajar, yang membaca Kitab Allah namun tidak tersadarkan oleh satu pun darinya.” (Riwayat Ahmad, dengan sanad hasan). Jadi, apakah yang bisa diharapkan dari seseorang yang tidak mempan oleh nasihat dari Allah? Hatinya telah terkunci mati, sehingga ia akan lebih sesat dibanding seekor hewan ternak sekalipun. سَاء مَثَلاً الْقَوْمُ الَّذِينَ كَذَّبُواْ بِآيَاتِنَا وَأَنفُسَهُمْ كَانُواْ يَظْلِمُونَ مَن يَهْدِ اللّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي وَمَن يُضْلِلْ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيراً مِّنَ الْجِنِّ وَالإِنسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لاَّ يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لاَّ يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لاَّ يَسْمَعُونَ بِهَا أُوْلَـئِكَ كَالأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُوْلَـئِكَ هُمُ الْغَافِلُون “Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat- ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim. “Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah [583], maka merekalah orang-orang yang merugi.” “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. Kedatangan azab Allah kepada orang-orang yang mendustakan ayat- ayat-Nya dengan cara istidraj.” (QS. al-A’raf: 177-179) Dalam ayat yang lain Allah Mengatakan : أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلاً “Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (QS: al-Furqan:44). Ciri Manusia terburuk yang Keempat, orang yang mengalami Hari Kiamat dan menjadikan kuburan sebagai masjid. Rasulullah bersabda, “Di antara manusia terburuk adalah mereka yang mendapati Hari Kiamat dan orang-orang yang menjadikan kuburan sebagai masjid.” (Riwayat Ibnu Hibban. Isnad-nya hasan). Hadits ini berhubungan dengan pernyataan beliau lainnya, bahwa Hari Kiamat tidak akan terjadi kecuali jika sudah tidak ada seorang pun yang menyeru nama Allah di muka bumi. Tentu saja, zaman di mana nama Allah tidak lagi dikenal pastilah merupakan zaman terburuk, dan berisi manusia-manusia terburuk. Adapun menjadikan kuburan sebagai masjid, maka cukup banyak hadits lain yang melarangnya, di antaranya karena hal itu meniru-niru atau menyamai perbuatan kaum Yahudi dan Kristen. Kelima, orang yang merusak akhiratnya demi meraih dunia milik orang lain. Rasulullah bersabda, “Di antara orang yang paling buruk kedudukannya pada Hari Kiamat adalah seseorang hamba yang menghancurkan akhiratnya demi merebut dunia milik orang lain.” (Riwayat Ibnu Majah. Menurut al-Bushiri: sanad-nya hasan). Yang dimaksud adalah orang yang membunuh sesamanya demi merampok hartanya, sehingga karena ambisi dunia itulah dia merebut hak milik orang lain dan menghancurkan akhiratnya sendiri. Atau, dia bersedia membantu orang zhalim demi meraih iming-iming duniawi, sehingga agamanya pun hancur.Keenam, orang yang panjang umurnya, tapi jelek amal perbuatannya. Abu Bakrah bercerita, bahwa suatu kali seseorang bertanya kepada Rasulullah, “Orang seperti apakah yang paling baik?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya.” Dia bertanya lagi, “Lalu, orang seperti apa yang paling buruk?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang umurnya, tapi jelek amal perbuatannya.” (Riwayat Tirmidzi. Hadits shahih li ghairihi). Ketujuh, orang yang tidak bisa diharapkan kebaikannya dan justru tidak bisa dirasa aman dari keburukannya. Abu Hurairah bercerita, bahwa suatu kali Rasulullah berdiri di dekat beberapa orang yang duduk-duduk, lalu bertanya, “Maukah kalian aku beritahu siapa orang terbaik dibandingkan orang terburuk di antara kalian?” Mereka pun terdiam (tidak menjawab). Beliau mengulangi pertanyaannya tiga kali, lalu ada seseorang yang menjawab, “Mau, wahai Rasulullah. Beritahu kami siapa orang terbaik dibanding orang terburuk di antara kami.” Beliau bersabda, “Yang terbaik di antara kalian adalah orang yang bisa diharapkan kebaikannya dan dirasa aman dari keburukannya. Sedangkan orang terburuk di antara kalian adalah orang yang tidak bisa diharapkan kebaikannya dan justru tidak bisa dirasa aman dari keburukannya.” (Riwayat Tirmidzi. Hadits hasan-shahih). Wallahu a’lam

MOTIVASI RAMADHAN DAN KUALITAS IBADAH

Bulan ramadhan adalah bulan yang dimana umat islam dilatih untuk meningkatkan ketakwaannya kepada Allah SWT. Maka, setelah bulan ramadhan umat islam dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu ramadhaniyun dan rabbaniyun. Bulan ramadhan adalah bulan yang dimana umat islam dilatih untuk meningkatkan ketakwaannya kepada Allah SWT. Maka, setelah bulan ramadhan umat islam dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu ramadhaniyun dan rabbaniyun. Ramadhaniyun adalah orang yang taat dan semangat beribadah pada bulan ramadhan, kemudian ketika selesai ramadhan maka selesai juga amal ibadahnya. Robbaniyun adalah orang yang taat dan semangat beribadah pada bulan ramadhan, kemudian setelah ramadhan berakhir pun dia tetap semangat dan bahkan bertambah. Jadi hal yang diperluakan dalam beribadah itu adalah konsistensi atau kesinambungan. Karena apabila kita termasuk kepada orang yang ramadhaniyun maka kita termasuk orang yang merugi. Rosululullah SAW bersabda : “barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka termasuk orang yang merugi” Untuk mengetahui apakah kita termasuk orang yang merugi atau beruntung maka mari kita evaluasi amal. Ketika sebelum ramadhan tingkat ibadah kita dirumuskan dengan simbol X dan setelah memasuki ramadhan maka ibadah kita meningkat menjadi 10X maka orang yang beruntung adalah orang yang setelah ramadhan itu ibadahnya meningkat dari sebelum ramadhan. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang orang yang merugi dan beruntung : Golongan orang yang beruntung : Sebelum Ramadhan Ramadhan Sesudah Ramdhan X 10X >X Posisi awal 10 kali lebih besar dari posisi awal Meningkat dari posisi awal Golongan orang yang merugi : Sebelum Ramadhan Ramadhan Sesudah Ramdhan X 10X X Posisi awal 10 kali lebih besar dari posisi awal Sama dengan posisi awal Golongan orang yang celaka : Sebelum Ramadhan Ramadhan Sesudah Ramdhan X 10X Posisi awal 10 kali lebih besar dari posisi awal Menurun dari posisi awal Tidak hanya urusan dunia saja yang perlu kita hitung, disini mari kita menghitung urusan ibadah untuk bekal kita di akhirat nanti. Sebagai contoh kita pilih lima amalan yang sering dilaksanakan dibulan ramadhan, kemudian kita perhatikan kualitas amal, kuantitas (jumlah) amal dan semangat serta kenikmatan dalam beribadah. 1. Shalat wajib Kualitas, khusyu dan tumaninah dalam shalat Kuantitas, tepat waktu dan lamanya solat Pertambahan ilmunya, pengalamannya, semangatnya, nikmat beribadahnya 2. Shalat sunnah Kualitas, khusyu dan tumaninah dalam shalat Kuantitas, jumlah rakaat dan lamanya solat Pertambahan ilmunya, pengalamannya, semangatnya, nikmat beribadahnya 3. Tilawah / hapalan al-qur’an Kualitas, sejauh mana kita mengerti dan mempelajari Al-Qur’an Kuantitas, seberapa sering kita berinteraksi dengan Al-Qur’an Pertambahan ilmunya, pengalamannya, semangatnya, nikmat membacanya 4. Sodaqoh Kualitas ikhlas dan cara mengeluarkannya Kuantitas yang kita sodaqohkan dan kuantitas banyaknya orang yang mendapat sodaqoh tersebut Pertambahan semangat dan nikmat beribadahnya 5. Puasa Kualitas berpuasa menahan diri dari larangan-larangan Allah SWT. Kuantitas puasa sunnah yang dikerjakan, adakah peningkatan dari yang tadinya tidak biasa puasa sunnah senin kamis menjadi puasa, yang biasa puasa senin kamis dia menambah dengan puasa yaumul bid, dan lain sebagainya. Pertambahan ilmunya, pengalamannya, semangatnya, nikmat beribadahnya. Dan masih banyak lagi yang perlu kita tingkatkan selain yang dituliskan diatas, karena yang ditulis diatas hanya sebagai contoh saja. Kualitas ibadah kita ditinjau dari ketiga aspek tersebut, apakah ketiga aspek tersebut meningkat ataukah menurun setelah bulan ramadhan. Kemudan kita bisa lihat dalam grafik dibawah. apabila setiap tahun amal ibadah kita ditingkatkan, maka dengan metode ini diharapkan ibadah kita setiap tahunnya meningkat dan terus meningkat. Pada bulan ramadhan ibadah kita selalu meningkat, tapi setelah bulan ramadhan berlalu ibadah kita biasanya menurun kembali. Tapi, jika kita ingin termasuk golongan rabbaniyun maka turunnya itu jangan sampai lebih rendah dari sebelum bulan ramadhan. Gunanya untuk apa? Ya gunanya untuk membuat ubadah kita setiap tahunnya meningkat. Berikut ada beberapa latihan menikmati ibadah : 1. Jangan biarkan ibadah yang biasa kita lakukan di bulan ramadhan hilang begitu saja setelah bulan ramadhan berlalu. Kita harus pertahankan ibadah itu meskipun kadarnya berkurang, tepi berkurangnya itu jangan sampai lebih rendah dari sebelum bulan ramadahan. Misalnya, sebelum ramadhan kita sering melaksanakan tilawah Al-Qur’an sebanyak satu lembar perhari, pada bulan ramadhan meningkat menjadi satu juz perhari, maka setelah bulan ramdhan berlalu kita harus meningkat dari sebelum ramadhan misalnya tiga lembar perhari. Jangan sampai menurun misalnya jadi satu halaman perhari. 2. Nikmati seluruh ibadah yang kita kerjakankan,nikmati solatnya, nikmati puasanya, nikmati sodaqohnya dan lain sebagainya. Karena tidaklah mungkin ibadah kita akan meningkat jika kita tidak menikmati ibadah tersebut. Contohnya : Lebih sensitif terhadap lingkungan akan menghasilkan bersodaqoh tanpa diminta tolong, ketika ada yang membutuhkan. Menikmati puasa bukan menikmati bukanya, tapi nikmatilah puasanya. 3. Jangan membatasi ibadah Selama kita masih menikmati ibadah ber tasbih, maka lakukan terus lebih dari 33 kali. Begitupun dengan membaca Al-Qur’an, selama kita masih menikmati membaca Al-Qur’an maka lanjutkanlah. Jangan batasi surat-surat yang kita baca dalam solat. Dan lain sebagainya. 4. Latihan mengenak-enakkan beribadah, yang blum enak saja di enak-enakan apa lagi yang sudah enak. Kita tarik kesimpulannya bahwa dalam beribadah kita membutuhkan sebuah evaluasi untuk lebih meningkatkan kualitas ibadah kita. Evaluasi itu bisa diukur dalam segi kualitas, kuantitas dan semangat serta kenikmatan dalam beribadah. Ibadah pokok yang perlu kita evaluasi yaitu shalat wajib, shalat sunnah, tilawah Al-Qur’an, sodaqoh dan puasa. Semoga kita termasuk orang yang beruntung, yaitu orang-orang yang tergolong dalam golongan orang yang rabbaniyun.

Empat Karakter Manusia Pengikut Setan-Materi Kultum

1. Selalu mengikuti hawa nafsunya untuk menolak kebenaran. Suka membantah dan menolak kebaikan dan lebih menyenangi kemungkaran, atau hal-hal yang menimbulkan keburukan. Meskipun berbagai macam dalil disampaikan kepada mereka, bukti dan mukjizat dari Allah telah ditunjukkan secara secara nyata dihadapan mereka, mereka akan tetap gigik melakukan penolakan. Apalagi jika bukti itu hanya sekedar pendapat-pendapat tekstual, analisa pemikiran dan kekhawatiran manusia tertentu dari orang-orang yang menginginkan kebaikan, mereka akan selalu menolak, membantah dan menentangnya. Sampai-sampai Allah menyatakan dalam surat Al-An’am ayat 111, “Jika seandainya malaikat diturunkan untuk menjadi saksi dan memberi penjelasan, atau orang-orang yang telah mati dihidupkan kembali untuk menjadi saksi dan membuat testimoni, atau akibat buruk berupa azab Allah akibat dari segala bentuk penentangan terhadap ayat-ayat Allah ditampakkan kepada mereka, maka manusia-manusia pengikut setan itu, akan tetap gigih utuk membantah dan menolak kebenaran yang disampaikan kepada mereka, karena tidak sesuai dengan kesenangan hawa nafsu mereka, dam mereka itu menjadi dungu (tidak mau tahu). 2. Penentang para nabi dan ajarannya Manusia-manusia pengikut setan memiliki karakter, menentang para nabi dan menentang ajaran para nabi, menentang fatwa-fatwa ulama-ulama pejuang penerus da’wah para nabi, dengan cara menghasut manusia-manusia berkarakter setan lainnya, menggunakan kata-kata yang indah dan menarik seolah-olah pendapat-pendapat yang dikatakannya tersebut untuk kebaikan orang banyak dan demi harkat dan martabat kemanusiaan (humanisme), untuk menyesatkan manusia sebanyak-banyaknya agar menjadi pengikut dan golongannya. 3. Penebar Fitnah dan penentang orang-orang yang beriman Manusia-manusia pengikut setan, suka menebar fitnah dan penentangan kepada orang-orang beriman dan taat terhadap ajaran agananya, bahwa orang-orang yang konsisiten dalam keimanannya dan taat terhadap ajaran agamnya tersebut mereka sebut sebagai orang-orang yang tidak toleran, raidkal, suka memasakan kehendak dan tidak bias menghargai perbedaan. Padahal apa yag dituduhka itu, tanpa mereka sadari justru menjadi karakter mereka sendiri, tetapi mereka selalu berlindung dalam falsafah demokdrasi dan hak azazi, dan membungkusnya dengan kata-kata yang menarik, seolah-olah sebagai cita-cita yang indah dan lain-lain dengan maksud untuk menipu manusia laiinya agar sama-sama menyukai apa yang diinginkan oleh setan dan memusuhi orang yang beriman dan orang-orang yang konsisiten terhadap jatidiri ajaran agama dan keimanannya. 4. Suka Hura-Hura Pada zaman modern seperti ini sekarang ini, manusia-manusia pengikut setan memiliki karakter suka kepada hal-hal yang bersifat hura-hura, dengan menampakkan, suka kepada hal-hal yang menimbulkan perilaku menyimpang, suka melakukan pemborosan dan suka kepada hal-hal yang dapta menimbulkan perislisihanm perpecahan, dan permusuhan. Tetapi mereka selalu beraalasan dem nkebaikan dan demi nmengangkat citar bangsa dan hak azasi manusia yang memiliki kepentingan yang berbeda-beda dengan pluralitas yang ada. dan Katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. (Al-Isra' (17):53) Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).(Al-Maidah (5):91)

BERJIHAD DENGAN PERUT KOSONG

BERJIHAD DENGAN PERUT KOSONG Bulan suci yang selama ini kita nantikan, kini telah tiba. Bulan yang ketika disebut namanya kita teringat sebuah taman bunga nan indah, semerbak harum mewangi tempat bersinggahnya amalan-amalan shalih yang penuh hikmah. Bulan yang kedatangannya membuat se-isi alam semesta gembira merah merona. Bulan dimana terdapat amal-amal ibadah yang tidak bisa didapatkan di bulan lainnya. Rhamadhan, ya Rhamadhan, bulan dimana bulan yang paling mulia di sisi Allah Ta’ala. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Detik demi detiknya adalah detik-detik yang paling utama. Inilah bulan ketika kita diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan-Nya. Di bulan ini nafas-nafas kita menjadi tasbih, tidur kita adalah ibadah, amal-amal kita diterima, dan doa-doa kita diijabah. Mari kita sambut bulan penuh berkah ini dengan penuh semangat yang membara dalam dada. Semangat yang luar biasa untuk bulan yang luar biasa. Inilah saatnya semangat kita harus lebih kuat dari seorang mujahid. Semangat hidup bersahaja atau meninggal dijalan Allah Ta’ala. Semangat berperang melawan hawa nafsu, semangat untuk menahan diri dari hal-hal yang dilarang oleh Allah Ta’ala dan semangat melaksanakan segala hal yang di perintahkan-Nya. Rhasulullah saw. bersabda dari Abu Hurairah ra. yang menuturkan, “Ada dua orang laki-laki dari negeri Qudha'ah yang masuk Islam di hadapan Nabi. Laki-laki yang pertama gugur sebagai syahid dalam peperangan bersama Rasulullah, sedang yang kedua wafat setahun sesudahnya. Thalhah bin 'Ubaidillah (Salah seorang sahabat yang paling utama) berkata, 'Aku bermimpi melihat surga, lalu aku melihat orang yang mati syahid itu didahului oleh temannya ketika masuk surga, aku heran karenanya. Keesokan harinya aku sampaikan hal itu kepada Rasulullah. Beliau bersabda, 'Apakah yang kalian herankan dari mimpi tersebut? Bukankah ia sempat berpuasa Ramadhan setelah kematian temannya, ia pun telah shalat enam ribu rakaat atau sekian-sekian rakaat shalat sunnah?'. Para sahabat menjawab, 'Ya, Benar.' maka Rasulullah bersabda, 'Sesungguhnya perbedaan tingkatan antara keduanya lebih jauh dari jarak antar langit dan bumi'."(HR. Ahmad, dishahihkan Al-Albani). Hadist diatas menunjukkan betapa amalan-amalan di bulan Rhamadhan itu sangat luar biasa. Amalan yang telah Allah tentukan sedemikian rupa agar menjadikan makhluknya (manusia) menjadi manusia yang bertakwa. Bahkan amalan itu juga mampu menandingi amal seseorang yang meninggal di jalan Allah Ta’ala atau syahid. Begitu mulianya amalan-amalan di bulan Rhamadhan tersebut, dan Allah membalasnya dengan penuh Rahman. Seketika kita memasuki bulan Rhamadhan, kita langsung disuguhkan dengan shalat magrib berjamaah (pergantian hari dalam bulan Hijriah yaitu ketika masuk waktu shalat magrib). Yang mana shalat berjamaah tersebut mendapat pahala dua puluh tujuh derajat lebih tinggi dibandingkan shalat sendiri. Selain itu, dalam bulan Rhamadhan, seluruh ibadah yang hukumnya wajib akan di lipat gandakan menjadi tujuh puluh kali pahala kewajiban tersebut dibulan lain. Tidak hanya itu saja, apabila kita melaksanakan I’tikaf di masjid dengan berdzikir, membaca Al-qur’an, atau amalan lainnya setelah shalat magrib tersebut. Sebagai mana kita ketahui bersama dalam sebuah hadist mengenai membaca Al-Qur’an yaitu “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469). Maka seluruh pahalanya pun akan di lipat gandakan kembali menjadi tujuh puluh kali pahala amalan tersebut. Ketentuan itu berlaku seterusnya selama bulan Rhamadhan. Shalat berjamaah akan dilipat gandakan menjadi tujuh puluh kali ditambah dengan shalat tarawih yang pahalanya seperti melaksanakan shalat semalam suntuk. Shalat subuhnya, shalat dzuhurnya, shalat asharnya, dan seluruh amal shalih kita akan dilipat gandakan. Amalan shalih setara dengan amalan wajib dan amalan wajib akan dilipat gandakan menjadi tujuh puluh kali lipatan. Di bulan Rhamadhan ini pula terdapat ibadah yang sangat special dan tidak dapat ditemukan di bulan-bulan lainnya. Ibadah tersebut adalah berpuasa, yaitu ibadah yang tidak dilipat gandakan. Namun puasa ini adalah ibadah yang kaitannya dengan Allah langsung, yaitu Allah sendiri yang akan memberikan pahalanya. “Puasa adalah untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan memberikan pahalanya.” (HR.Muslim). Diriwayatkan oleh Salman Al-Farisi, suatu hari di pengujung bulan Sya’ban, Rasulullah saw. bersabda, “Wahai sekalian manusia, telah datang kepadamu bulan yang agung, penuh keberkahaan, di dalam terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan; diwajibkan padanya puasa; dan dianjurkannya untuk menghidupkan malam-malamnya. Siapa yang mengerjakan satu kebaikan pada bulan ini, seolah-olahia mengerjakan satu perintah kewajiban dibulan lain. Siapa yang mengerjakan ibadah wajib, seakan-akan ia mengerjakan tujuh puluh kali kewajiban tersebut di bulan yang lain,”(HR. Muslim). Inilah saatnya bagi kaum Muslimin untuk mendulang pahala sebanyak-banyaknya. Waktu untuk kita memperbaiki diri, meningkatkan keimanan dan ketaatan kita kepada Allah Ta’ala. Bulan yang penuh berkah, penuh rahmat, dan bulan yang penuh ampunan. Jika tidak di bulan ini kita memperbaiki diri, maka bulan mana lagi yang tepat untuk kita memperbaiki diri. Kawan, marilah kita raih keutamaan Rhamadhan tahun ini. Genggam erat, seerat mungkin kawan, genggam dengan geraham, dan dengan penuh kesungguhan. Jangan biarkan dia berlalu begitu saja kawan. Jangan tunggu nanti, kita berlomba dengan zaman kawan, dan jangan sampai kita tertinggal. Kita tidak tahu kapan akan bertemu Rhamadhan kembali. Membutuhkan perjalanan yang sangat panjang untuk untuk momen ini, dan tidak kurang dari sebelas bulan untuk menemuinya kembali menghampiri kita, dan kita tidak bisa memastikan apakah kita masih berada di sana ketika bulan itu kembali. Syukron, Jazakumullahkhairan katsiran. Ref. : - Bastoni, Hepi Andi. (2010). Ramadhan Bersama Rasulullah. Bogor: Pustaka al-Bustan - http://muslim.org/ - Lajnah Ilmiah Hasmi. (2010). Meraih Kemuliaan Ramadhan. Bogor: Lembaga Buku kecil Islami (LBKI). - Nawawi, Imam. (2006). Syarah & Terjemah RIYADHUS SHALIHN. Jakarta: Al-I’tishom Cahaya Umat.

Senin, 15 Juli 2013

15 July my bornday

ay love yu:jaga dr baek2;;,!ngat dulu d hr ultah u qt melakukan sesuatu:smua dm kamu:

Jumat, 05 Juli 2013

dalam b!s::.

perjalanan pulang dr Yukum ke Kotabum! V!a b!s,,,sangat menegangkan.sepert! Nya sop!r nya mabuk atau g!la.d! Dalam b!s kebetulan ketemu Ady yg jg dr Metro,,dan Yuk An! Yg pang kerja dr Humas.d! Belkang ada my mom,,tdur sepert! Nya...aq tul!s !n! Dalam b!s ,,,

alhamdul!llAh

alhamdul!llAh

baru lega ya Alloh hat! Kam! Melhat dan ketemu keponakan q;;;;we love h!m....Eman.

Metro,,Jumat 5 Juli 013

Aq tul!s kata kata !n! Se!r!ng gema suara adzan Jumat d! Lp Metro,,bulan 7 yang aq k!ra adl bulan aq bs tenang dan gemb!ra namun semua adl harapan belaka.semua !n! Atas kehendak Alloh swt terjad!.kebahag!aan yang aq !mp!kan mungkn mash jauh dr hadapan q.ter!makash ya Alloh atas kegel!sahan dan ker!sauan yang Kau ber!kan untuk q,semoga ada kemul!aan dan keba!kan dr semua nya.aq mohon,aq m!nta jaga dan l!ndung! Keponakan q yg tertahan d! Dalam sana.k!n! Kam! Engkau jauhkan,dan Dya Engkau as!ngkan dr dun!a yg bebas,besarkan selalu hat! Nya.mesk! Terhalang tembok yang t!ngg!,kas!h sayang q pd Nya tak akan pernah terhalang.akan aq sel!mut! Dg doa d!r! Nya,,doa dan kas!h sayang !n! Akan paman persembahkan untuk kau Keponakan q.